Kebersihan
Lupakan saja sabun dan pembersih keras lainnya. Sebab, area intim Anda dapat menjaga kebersihannya sendiri. Menurut Lisa Stern, praktisi perawat yang bekerja dengan Planned Parenthood di Los Angeles, area vagina memiliki kelenjar yang menghasilkan cairan untuk melumasi dan membersihkan organ genital itu sendiri.
''Sebagian besar infeksi vagina yang saya liat di kantor adalah yang disebabkan sendiri umumnya oleh perempuan yang berpikir bahwa mereka sedang melakukan hal yang baik dengan mencuci vagina dengan sabun dan air, atau lebih buruk, dengan pancuran,'' ujarnya.
Produk mandi, terutama yang mengandung pewarna kimia atau wewangian, dapat mengiritasi vagina atau menghilangkan pelumas bermanfaat dan flora (bakteri dan jamur) yang normal dan alami, lanjut Stren.
Ketika senyawa bermanfaat tersebut tidak ada, bakteri anaerob dan jamur berkembang biak dan dapat menyebabkan sejumlah gejala seperti keluarnya cairan bau dan gatal. Sedikit sabun ringan boleh saja digunakan untuk menjaga kebersihan daerah labih, tapi selebihnya bisa ditangani oleh tubuh Anda sendiri.
Rangsangan
Ukuran rata-rata vagina adalah tiga sampai empat inchi panjangnya, kata Lissa Rankin, M.D., dokter kandungan dan penulis 'What's Up Down There? Questions You'd Only Ask Your Gynecologist If She Was Your Best Friend.' Akan tetapi, ukurannya bisa dua kali lipat ketika terangsang.
Sejumlah perempuan, jelas Dr. Rankin, masih merasakan sakit saat berhubungan seks dengan pasangan. Ia merekomendasikan menggunakan banyak pelumas dan bercinta dengan perlahan. ''Dorong pasangan untuk menikmati foreplay. Semakin Anda merasa terangsang, hubungan seksual tidak akan terasa begitu menyakitkan.''
Kerutan
Sama seperti wajah, area kewanitaan pun mengalami keriput seiring bertambahnya usia. ''Labia mungkin akan mengisut sementara kadar estrogen berkurang, bantalan lemak dalam labia menyusut dan berkurangnya kolagen dapat menyebabkannya lebih kendur,'' kata Dr. Rankin.
Kulit vulva berubah menjadi lebih gelap atau menjadi lebih cerah, dan klitoris dapar menyusut. Bagaimana pun, kondisi tersebut adalah normal. ''Perubahan ini, yang sering berkaitan dengan penurunan kadar estrogen, tidak memengaruhi kesenangan yang dihasilkannya.''
Ejakulasi
Sejumlah perempuan bisa mengalami ejakulasi ketika orgasme. ''Hal itu bisa terjadi, dan bukan hal yang tidak wajar. Itu adalah keahlian yang dipelajari dan lebih sering terjadi pada perempuan ketika ia semakin berumur dan mempelajari bagaimana tubuhnya bekerja,'' jelas Dr. Rankin.
Jadi, bagaimana persisnya kondisi itu terjadi?
''Ada sejumlah kelenjar di sekitar urethra yaitu tabung antara kandung kemih dengan dunia luar yang mungkin mengeluarkan cairan, terutama ketika dinding anterior vagina (alias G-spot) dirangsang.''
Beverly Whipple, Ph.D., RN, peneliti seksualitas dan profesor di Rutgers College of Nursing, menggambarkan area ini sebagai 'prostat perempuan,' sebuah kumpulan kelenjar, pembuluh darah, syaraf, dan jaringan spon yang jika dirangsang, tampaknya menghasilkan cairan pada sejumlah perempuan.
Latihan
Vagina itu seperti otot bisep yang harus dilatih terus. ''Memang benar bahwa vagina tetap sehat ketika Anda menggunakannya secara teratur. Seks bukan hanya menjaga jaringan sensitif vagina tetap sehat, kemaluan Anda juga hampir seperti memiliki memori. Jika kau terus mengingatkan vagina bahwa dirinya memiliki tujuan lain di luar reproduksi, maka ia bisa bisa memenuhi tujuan itu,'' tutur Dr. Rankin.
Jika terlalu lama diabaikan (tidak ada seks, latihan Kegel, dan lain sebagainya), dinding vagina bisa menjadi rapuh. Ketika menopause menyerang, area tersebut bisa terluka dan menutup sedikit. Akan tetapi, seks bukan satu-satunya jawaban. Dokter bisa menyarankan latihan tertentu dan instrumen yang dapat membantu organ intim Anda tetap dalam kondisi prima. (LI/OL-06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar